0

me-review hasil briefing & menegur efektif

hari ini Zuhara sudah di-briefing untuk menemani mamah ketemuan sama teman-teman di sebuah restoran.. point-point briefing yang disampaikan sudah jelas sih.. seperti

  • jam berapa kita berangkat, naik apa, kemana, tempatnya seperti apa, menu makanannya apa saja, pulang jam berapa, ketemu sama siapa aja
  • apa yang bisa Zuhara lakukan disana? alternatif kegiatannya dari mulai makan, ada playground/ngg, mau bawa ‘alat tempur’ apa saja dari rumah, mau pakai tas, baju, sepatu yang mana
  • perilaku yang diharapkan. seperti bersalaman dengan teman-teman, menjawab ketika ditanya, berbicara yang sopan, cara menyela pembicaraan bagaimana dll (ini dilakukan dengan role-playing)

melakukan briefing untuk Zuhara saat berpergian seperti ini sebenarnya cukup mudah, ketika role-playing pun Zuhara fasih banget, tapiii realisasinya kadang ya berbeda. apa saja yang bisa dievaluasi hari ini?

  • mamah dkk kurang teliti memilih tempat, karena ternyata tempat tujuan kami masih tutup saat jam janjian.. untungnya, tempat penggantinya cukup familiar untuk Zuhara sehingga aman, aku hanya bilang ternyata tempatnya belum buka
  • saat sampai di tempat tujuan, aku langsung bertemu dengan salah satu temanku, saat itu Zuhara mulai ‘salting’ mungkin karena belum siap sehingga masih malu-malu.. saat role-playing berkenalan (dan role-playing ini cukup sering kami lakukan sebelumnya) Zuhara alhamdulillah fasih, lancar.. namun realita berkata lain, dia tetap malu-malu sehingga tidak mau bersalaman
  • alhamdulillah selama pertemuan berlangsung Zuhara cukup kooperatif, ditanyapun mau menjawab, sopan, mood nya juga bagus.. hanya sajaaa, mamah lupa bilang bahwa ada adik-adik yang ikut.. wah Zuhara kalau ketemu anak kecil masih gemes, pertama2 pegangnya sih pelan, lama2 ‘iseng’ ya kelitikin, ya cubitin pipinya, bahkan sebelum pulang dia mendorong salah satu anak teman mamah sehingga anaknya menangis sedih, karena adiknya excited ingin bergabung tapi didorong hiks!
  • peralatan tempur yg dibawa kurang dimanfaatkan dengan baik, sepertinya kendala ada di pensil warna yang ngga ‘jelas’ warnanya.. makanya Zuhara agak2 sebel kok ngga kelihatan sih mah warnanya.. tapi alhamdulillah Zuhara mau dibacain cerita.. ya lumayan sih, cuma mamah jadi ngga bisa ngobrol..
  • satu sih yang mamah syukuri adalah sekarang Zuhara sudah bisa bermain dengan temannya tanpa diawasi banget-banget, alhamdulillah di food court tempat kami berkumpul, ada playground sehingga Zuhara bisa bermain di jam-jam kritis yang mulai membosankan, mainnya bareng lagi sama anaknya temen mamah yg usianya terpaut 6 bulan lebih tua dr Zuhara.. alhamdulillah banget!
  • manners di tempat makan masih perlu dilatih seperti ngga duduk di atas meja, berdiri di atas kursi atau masuk2 ke kolong meja..

overall, untuk 4 jam pertemuan dari jam 13.30 hingga 17.30 ngga ada drama yg berarti, ya dari tulisan ini bisa jadi review lah bagaimana mem-briefing selanjutnya.. dan feeling aku saat membawa Zuhara berpergian memang terasa lebih nyaman. beda banget dengan dulu yang aku super khawatir kalau playdate, takut Zuhara mengganggu anak-anak lainnya..

oiya, kaidah komunikasi produktif yang diterapkan saat briefing sih mostly,

  • KISS (saat menjelaskan point2 penting)
  • menggunakan intonasi & ekspresi yang sesuai (ngga pakai nafsu untuk dituruti ya)
  • fokus ke depan (tidak mengungkit-ungkit kejadian masa lalu)
  • fokus pada solusi (apa yang bisa dilakukan jika bosan?)
  • jelas dalam memberikan pujian (saat Zuhara berhasil role-play dengan baik)

lalu bagaimana menghadapi situasi dimana perilaku Zuhara ‘berbeda’ dengan point briefing yang sudah disepakati? saat menegur, aku memakai kaidah menegur efektif atau menegur dengan jelas.. dengan tahapan :

  • menunjukkan empati (mendefinisikan apa perasaan anak saat itu)
  • mengatakan yang diinginkan (kalau aku biasanya dengan kalimat tanya, seharusnya gimana ya?)
  • fokus pada solusi (apa yang bisa dilakukan sekarang)
  • memberikan pilihan solusi (mau mewarnai atau membaca atau yang lain?)
  • memberikan pujian efektif (saat berhasil memperbaiki diri)

kesemua ini tentu dilakukan dengan menyesuaikan intonasi & ekspresi

sedikit sharing mengenai intonasi & ekspresi, bagaimana jika anak melakukan perilaku yang tidak diharapkan? apakah kita harus tetap tersenyum manis dengan suara mendayu-dayu?

kalau aku sendiri, ada perbedaan intonasi & ekspresi yang digunakan saat menegur. ngga harus bentak teriak plus melotot jutek sih.. cukup dengan intonasi rendah dan tegas plus ekspresi sedih / kecewa yang menunjukkan ketidaksukaan..

nah saat menegur ini kita juga bisa menggunakan komunikasi positif seperti tidak membuat malu anak di depan umum, fokus hanya pada anak dengan kontak mata sejajar, menerima perasaan anak, dan bentuk komunikasi non verbal yang jelas dalam menunjukkan disapproval atau approval..

mungkin ada yang merasa agak ribet yaaa menegur efektif ini, tapi ini jauh lebih baik sih daripada ancaman kosong, labeling, atau bohong. karena sebelumnya akupun mengalami kok lebih banyak melakukan labeling ini saat menegur daripada menegur efektif.

susah ngga prakteknya? di awal susah, maunya ngikutin nafsu, apalagi kalau ditambah selftalk ngga memberdayakan kaya : wah ngetes nih anak, ooo minta diomelin ya nantangin! dll, tapi kalau dilatih terus-terusan insyaAllah bisa banget ditrapin.. again, practice makes progress!

yaaa kadang step sepanjang ini harus diulang-ulang yaaa.. ngga yang dikasihtau sekali terus tiba-tiba Zuhara jadi princess lagi, sabar-sabar aja banyak2 berdo’a semoga hal seperti itu tidak men-trigger bangkitnya mamah ular..

insyaAllah ini jg jauh lebih efektif karena anak mengerti sekali, bahwa kita menegur karena kita sayang (peduli ingin anak jadi lebih baik), apa yang seharusnya diperbaiki & gimana solusinya, plusss ini bentuk respect kita sama anak.. (ngga bikin malu) dan yang terpenting kita terhindar dari kesalahan pengasuhan labeling, bohong & ancaman kosong.

selamat menyambut hari Senin!

sumber ilmu ; materi komunikasi produktif kelas bunda sayang, enlightening parenting, filosofi Montessori