men-design dongeng dengan NLL

di training #TransformingBehaviorSkill aku belajar tentang NLL (neuro logical level) yang salah satu manfaatnya adalah untuk memodel keberhasilan orang lain / diri sendiri.. nah, melalui dongeng anak banyak sekali menangkap informasi sehingga dongeng bisa dijadikan alat untuk menggambarkan NLL ‘tokoh dalam dongeng’ untuk dimodel keberhasilannya oleh anak..

sumber gambar : modul training Transforming Behavior Skill oleh Okina Fitriani

NLL sendiri terdiri dari 6 level yaitu lingkungan, perilaku, kemampuan, keyakinan, identitas & spiritualitas..

salah satu challenge yang aku coba ‘overcome’ melalui dongeng ini adalah bagaimana supaya anakku bisa menghadapi situasi dimana ada orang dewasa di sekitarnya yang melakukan ‘labeling’ tehadap anak lain. label yang diberikan pun, lebih sedihnya lagi, adalah label yang tidak baik (nakal, jail & ngeyel)

Lingkungan

⁃ gambarkan ‘latar’ tokoh-tokoh yang diinginkan, ini bisa sesuai dengan kondisi kita, atau dibuat sedemikian rupa sehingga anak relate.. dalam situasi ini aku menggambarkan lingkungan rumah dimana ada 3 orang anak dan 1 orang dewasa..

⁃ D sebagai orang dewasa digambarkan sebagai orang yg melakukan labeling

⁃ 3 orang anak memiliki 3 peran, A sebagai anak yang dilabel, B sebagai anak yang mengikuti perilaku labeling (mencontoh orang dewasa), Z sebagai tokoh yang ingin dimodel perilakunya..

di bawah ini akan fokus ke men-design tokoh utama yaitu Z..

Perilaku

⁃ di dalam cerita Z akan menjadi observer kejadian labeling

⁃ perilaku yang diharapkan adalah :

⁃ Z bisa membantu A (memahami apa kebutuhan A, kemudian mengajak A bermain)

⁃ Z bisa menegur B dengan cara yang baik

⁃ Z bisa mengingat untuk tidak meniru perilaku D

Kemampuan (yang perlu dimiliki Z)

1. memahami kebutuhan anak lain

2. mengajak anak lain bermain

3. menegur anak lain dengan sopan

dalam dongeng, menggambarkan kemampuan bisa melalui role-playing dengan dialog sederhana..

Keyakinan

1. anak yang memiliki perilaku kurang baik sebenarnya anak yang menginginkan sesuatu tetapi belum mengerti bagaimana cara menyampaikannya

2. anak itu mudah meniru perilaku orang di sekitarnya

3. perilaku yang perlu ditiru hanya perilaku yang baik

4. memberi label bukanlah perilaku yang baik, karena bisa membuat anak lain sedih & membuat keyakinan yang tidak memberdayakan

5. tolong-menolong itu sangat baik untuk dilakukan, apalagi menolong teman yang membutuhkan

6. menegur itu tidak apa-apa selama dilakukan dengan cara yang sopan

Identitas, Z adalah anak yang suka menolong orang lain, hanya akan meniru perilaku baik & mampu menegur dengan sopan

Spiritualitas, untuk siapa Z berperilaku baik ?

⁃ untuk dirinya, berperilaku baik akan membuat dirinya nyaman

⁃ untuk temannya, temannya akan terbantu (karena diajak main)

⁃ untuk bersyukur kepada Allah, dengan memanfaatkan akal dan tubuh yg sehat, dimanfaatkan untuk kebaikan..

keyakinan, identitas dan spiritualitas dalam dongeng ini dapat digambarkan dalam self-talk atau dialog Z dengan dirinya sendiri saat mengobservasi kejadian labeling tersebut

wah, so complicated ya kelihatannya.. tapi sebenarnya dongeng ini bisa dibuat sederhana dengan kalimat sederhana.. beberapa scene dalam dongeng :

1. A mengambil sepeda milik temannya kemudian D melabel A dengan negatif

2. B meniru perilaku D dengan ikut melabel negatif sementara Z hanya diam sambil berdialog dengan dirinya mengenai keyakinan & identitas yang dia miliki,

3. Z membantu A dengan mengajak A bermain kemudian menegur B, disini akan banyak dialog bagaimana perilaku Z seharusnya digambarkan dengan identitas, keyakinan & kemampuan apa yang dimiliki Z sehingga bisa mengeksekusinya menjadi perilaku

4. closing dengan dialog Z dengan dirinya tentang spiritualitas (untuk apa Z melakukanya)

dengan NLL, kita sebagai orang dewasa secara tidak langsung mengajarkan anak untuk memodel perilaku tertentu dengan setting NLL yang sudah kita siapkan.. jadiii dongeng yang kita tampilkan pun lebih bertujuan dan insyaAllah nancheppp ke subconscious anak-anak kita.. tetap semangattt teman-teman!

One thought on “men-design dongeng dengan NLL

  1. mba ini Z umur brp y? yang pertama kita lakukan apa menanamkan keyakinan dulu y? takutnya pas mendongen malah ikut ikut melabeling, atau gimana?

Leave a comment